Pagi itu aku telah selesai melakukan packing, begitupun dengan Hendras teman sekamarQ. Seusai pulang kantor,kami berencana melakukan pendakian ke Gunung Slamet di daerah Brebes, Jawa Tengah. Rencananya kami dan teman-teman kami yang sedang PKL di kota-kota lain, yang juga ikut mendaki berkumpul sepagi mungkin di terminal Tegal.
Hari itu terasa sangat melelahkan, krn aku dan hendras kedapatan tugas untuk mengantarkan proposal ke bebrapa tempat yg cukup jauh. Namun sebelum kami mulai berangkat mengantar proposal, iseng aku mencari berita terbaru mengenai kondisi Gunung Slamet. Dan betapa terkejutnya saya melihat berita yang ada, bahwa ternyata Status gunung Slamet sedang Siaga dan pendakian kesana untuk sementara dilarang.
Langsung aku menghubungi teman2 yg lainnya mengenai hal ini, lgsg rencana pendakian dipindah ke gunung merapi. Setelah mengetahui kondisi merapi yang sedang tenang, kami pun setuju dengan rencana itu, akhirnya sepulang kerja, sekitar pukul 20.00 WIB saya dan hendras berangkat dari terminal Cicaheum menuju Solo, tempat rencana kami dan teman2 berkumpul.
Di tengah perjalanan kami bertemu dengan seorang yg ternyata sering naik ke Merapi. Dia heran karena aku dan teman2 berkumpul di Solo, karena jalur pendakian Merapi termudah adalah dari Boyolali, sebelum Solo tentunya. Esok paginya pun aku segera konfirmasi ke teman2 yg lainnya, dan ternyata benar kita akan mendaki lewat boyolali. Tapi Ah, telat, bus kam baru saja meninggalkan terminal boyolali, kamipun turun di terminal terdekat dan segera kembali ke boyolali.
Akhirnya kami semua dapat berkumpul di boyolali, segera setelah sarapan kami mencari angkutan untuk disewa dan memulai pendakian dari Selo, di Desa Selo tepatnya. Kami mulai mendaki sekitar pukul 11.00, melewati jalanan aspal menanjak dan sampai di New Selo(kami menyebutnya pos pemandangan) sekitar pukul 12.00, kami beristirahat agak lama dan mulai berjalan lagi melalui jalan setapak berdebu di tengah2 kebun milik warga.
30 menit kemudian Kami sampai di shelter 1 dan beristirahat sejenak, di shelter berikutnya kami menemukan papan petunjuk jalan,namun entah itu shelter berapa karena tdk ada keterangan. Berikutnya medan semakin sulit karena harus melewati medan menanjak dan berbatu, saya cukup sulit berjalan lantaran hanya memakai sandal.
Sekitar jm 14.00 kami sampai di pos 1 dan beristirahat sejenak, disitu kami sempat mengobrol dengan 2 bule cewek dan pemandunya, selanjutnya kami berjalan lagi dan sampai di pos 2 pukul 15.30, disitu kami sempat masak mi instan dan energen. Perjalanan berikutnya semakin susah lantaran kabut dan angin cukup kencang, kami sampai di pasar bubrah pukul 18.30 san segera membongkar muatan, setelah kenyang kami segera tidur lantaran cuaca tidak mendukung.
Esok paginya, kami naik menuju puncak garuda melewati jalan berbatu yang sangat terjal dan berbahaya, saat itu kabut sangat tebal, untungnya mendekati puncak kabut mulai hilang. Kami sampai di puncak pukul 09.00, setelah menikmati indahnya kawah dan berfoto dengan puncak garuda, kami turun hanya 4 jam dan segera mencari kendaraan ke boyolali dan pulang ke kota kami masing2.